Anomali Proses Kaogulasi-Flokulasi (Proses Koagulasi tanpa Koagulan)
Assalamualaykum teman-teman pada artikel kali ini aku akan sharing mengenai Anomali atau Keunikan Proses Kaogulasi Flokulasi. (koagulasi tanpa koagulan hanya perlu acid atau kaustik).
Apakah proses koagulasi bisa terjadi tanpa penambahan koagulan? Simak penjelasannya sampai selesai
Hanya dengan menambahkan NaOH atau Natrium Hidroksida atau kaustik soda pada limbah maka akan terjadi proses koagulasi, tentunya hal ini bisa terjadi dengan memainkan konsep dasar koagulasi.
Pemberian NaOH pada limbah pabrik dengan pH asam (4,3) dan menimbulkan proses koagulasi flokulasi
Koagulasi-Flokulasi
Seperti
yang kita ketahui koagulasi merupakan proses destabilisasi partikel seperti
koloid dengan penambahan bahan kimia seperti PAC, PAM, atau Tawas maupun
koagulan lainnya yang biasanya mengandung ion positif. Ketika partikel
kelebihan ion positif dan menjadi tidak stabil, gaya tarik menarik antar
partikel akan meningkat sehingga partikel akan saling mengikat dan menjadi
lebih besar yang kita sebut sebagai flok. Pengadukan cepat yang dilakukan pada
proses koagulasi sebenarnya memberikan kemungkinan yang sama besarnya antar
partikel atau koloid untuk saling berikatan.
Jika
koagulasi menambahakan bahan kimia ber-ion positif maka flokulasi menambahkan
bahan kimia ber-ion negative, partikel ber-ion positif dan negative akan saling
berikatan dan membentuk partkel flok yang jauh lebih besar dan mudah untuk
mengendap.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam proses koagulasi-flokulasi pada yaitu:
1. Bahan yang digunakan sebagai Koagulan dan Flokulan (karena kecocokan bahan kimia yg digunakan juga berpengaruh pada proses koagulasi dan flokulasi). Contohnya pada DAF menggunakan koagulan dan flokulan bertipe floating yang menghasilkan flok yang dapat mengambang dengan sendirinya
2. Konsentrasi Koagulan dan Flokulan (konsentrasi optimum koagulan dan flokulan bisa dicari dengan cara jartes sederhana) penambahan koagulan yang berlebihan tidak akan memberikan hasil yang optimum, selain hasil yang kurang optimum hal tersebut hanya akan menambah biaya operasional pengolahan limbah.
Netralisasi
pH yang netral dengan rentang 6.5-8 merupakan salah satu persyaratan dasar yang harus dipenuhi agar proses koagulasi dapat terjadi. pH limbah yang tidak netral mebuat proses koagulasi tidak berjalan dengan baik bahkan proses kaogulasi tidak bisa terjadi. Meskipun begitu, terdapat suatu kejadian langka dimana proses netralisasi juga dapat membentuk proses koagulasi secara bersamaan. Salah satu kemungkinan penyebab mengapa proses ini dapat terjadi yaitu, ketika proses netralisasi terjadi sebenarnya terdapat proses penyetaraan jumlah ion H+ dan OH- atau penyetaraan jumlah ion positif dan negtaif. Jika kita kaitkan dengan proses koagulasi yang merupakan proses destabilisasi partikel (dengan penambahan koagulan yang biasanya ber ion positif agar partikel menjadi lebih tidak stabil), maka ada kemungkinan bahwa koagulasi juga dapat terjadi jika kita menambahkan bahan kimia ber ion negatif agar partikel atau koloid dalam limbah kelebihan ion negtaif dan menjadi tidak stabil dan terjadilah proses koagulasi.
Ada beberapa bahan kimia yang pernah aku gunakan untuk melakukan hal ini dan tidak jarang hal ini juga terjadi secara spontan, artinya memang ada keunikan rekasi kecocokan antara limbah dan bahan kimia yang digunakan.
1. NaOH (berfungsi sebagai pH buffer bassa dan terkadang bisa menjadi koagulan lemah bagi limbah yang memiliki pH asam)
2. EBA 100M produksi dari CV Cemerlang Lingkungan Internusa (berfungsi sebagai pH buffer asam dan koagulan bagi limbah yang memiliki pH bassa)
Komentar
Posting Komentar